Thursday, October 8, 2009

167. KMF KALACITRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 06/06/09 01.C Undangan Penutupan Pameran. Pameran Susur Foto “Abrasi.”
168. BEM FAkultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 16/07/09 004/A Permohonan Kerjasama Pembuatan Buku Panduan PROPESA 2009
169. Teater Ghanta Universitas Nasional 29/07/09 08/B Permohonan Peminjaman DIMMER Pementasan Teater Ghanta UniVersitas Nasional dengan Judul “PETIKEMAS”
170. KMM RIAK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 23/07/09 0.1/KOSMIGENI Peminjaman Alat Acara “Kosmigeni”
171. MENWA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 10/06/09 B-002 Undangan Menghadiri Upacara Rapat Komando Satuan (RAKOMSAT)
172. FORSA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 09/06/09 23/BPH-FORSA Penutupan USE 2009 dan Merayakan Ulang Tahun FORSA
173. MENWA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 10/06/09 B.06 Training Kecantikan dan Kepribadian 2009
174. Sanggar KUMMIS 10/06/09 006/PANPEL-MILAD Milad Sanggar KUMMIS ke-18 “From Zero to Eighteen.”
175. Sanggar KUMMIS 10/06/09 006/PANPEL-MILAD Permohonan Pengisian Acara
176. LDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 21/06/09 097.2/u-e Musyawarah Anggota (MUSA) Pergantian Kepengurusan Periode 2008-2009
177. Panitia Diskusi Publik dan Muktamar Gaul Partai BOENGA 22/06/09 02/P.Boenga Diskusi Public Muktamar Gaul Partai Boenga
178. Komunitas Salihara 22/06/09 Permohonan Ijin Memasang Poster dan/atau Menitipkan Buku Program Festival Salihara 2009
179. KSR PMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 24/06/09 004/B Donor Darah
180. Stage Corner Community 26/06/09 013/SCC Surat Permohonan Kerjasama Pementasan Monolog
181. Lab Teater Ghanta Universitas Nasional 07/07/09 04/B Pementasan Monolog Laboratorium Teater Ghanta Universitas Nasional dengan Judul “Gila tak Bernama.” Karya: Edgar Allan Poe
182. HIQMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 14/07/09 02/B Musyawarah Umum Anggota HOQMA (MUAHIQ)
183. KMPLHK RANITA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 28/07/09 22/A-5 Kejuaraan PAnjat Dinding Ranita Open 2009 “Just Hang On In.”
UKM teater Hijrah Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA 11/03/09 017/A-4 Undangan Pementasan Tunggal UKM Teater Hijrah
BEM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2008-2009 19/03/09 06/sek-pan Undangan dan delegasi Workshop “Pemyelenggaraan dan Pelaporan Anggaran Badan Layanan Umum.”
KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 21/03/09 10-B Pelantikan Pengurus dan Pengawas KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2009-2010
Komunitas Salihara 27/03/09 Permohonan Ijin Publikasi Acara Bulanan Komunitas Salihara
Teater Hijau Lima Satu 04/09 05/B Undangan Program Pentas di Ibu Kota yang diadakan oleh SAC (Saturday Acting Club) dengan dua pertunjukan “Zero Matrix” dan “Catasthope” (Bencana)
Teater Ghanta 29/04/09 29/04/09 10/B Undangan Malam Kreativitas Angkatan 14 (MATRAS), tema: “Save Your Behaviour atawa Ati-ati Ah”
Refleksi 10 tahun (99-09) Student Government UIN Syarif Hidayatullah Jakarta /05/09 Angket KMU
Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMKA) FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 06/05/09 30/B Undangan Seminar Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS) “Environmental Seminar.”
BEM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 07/05/09 20/pan.BB Bedah Buku “Muslimah Feminis; Perjalanan Multi Identitas.”
KPA ARKADIA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 12/05/09 01.B/MUSYWA-AR Undangan Musyawarah Anggota KPA. Arkadia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lintasan Kalam 13/05/09 03//Pel Seminar Publik, tema: Menyongsong Kemandirian Bangsa: Refleksi Sebelas Tahun Pergerakan Reformasi Pemuda Indonesia
KONGRES MAHASISWA 14/05/09 11-B/KMU Sidang Yudikasi Kongres Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BEM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2008-2009 15/05/09 04/pan-pel Silaturahmi Keluarga Besar Mahasiswa BEM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2008-2009
Panitia Rekam Jejak Budaya Bangsa BEM FEIS BEM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2008-2009 19/05/09 03.01/pan-rekayasa Undangan Rapat “Festival Seni dan Budaya” dengan nama “Rekam Jejak Budaya Bangsa.”
BEM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 19/05/09 30/BEM- UIN Undangan Rapat Konsolidasi PROPESA 2009
LDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 19/05/09 071.14/u-e Undangan Memperingati Milad LDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KMPLHK Ranita 24/05/09 001/B-7 Aksi “Penanaman Sejuta Pohon untuk Situ Gintung”
Masyarakat Peduli Situ Gintung Ajakan Menanam Pohon
BEM Jurusan Sejarah Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 25/05/09 02/A/Sek - Bedah Novel dengan Judul “Lanang”
- Seminar, tema: “Idealisme Seorang Novelis dalam Membuat Novel.”
BEM Pidana Islam dan Keluarga Mahasiswa Betawi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 25/05/09 Tabligh Akbar dan Dzikir Bersama, “Menumbuhkan Persaudaraan Umat Islam, Menuju Indonesia yang Aman dan Sejahtera”
LPM Institut UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 01/06/09 05/pan Bedah Buku Iklan Politik Televisi Karya Ahmad Danial dengan tema “Plus Minus Iklan Kampanye Televisi terhadap Pencitraan dan Perolehan Suara Partai Politik.”
Departemen Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 01/06/09 Un.1/R Pemberitahuan Kegiatan Seleksi Penerimaan Mahasiswa BAru TAhun Akademik 2009/2010
Kongres Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 04/06/09 05/pan-SG Refleksi 10 Tahun Student Goverment (SG)

Sunday, July 27, 2008

Tokoh Filosofi di Zaman Renaissance, Leonardo da Vinci, Niccolo Machiavelli dan Michaelangelo Buonarroti

1. Leonardo Da Vinci

Leonardo da Vinci (15 April 1452 – 2 Mei 1519) adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia renaisans" dan sebagai jenius universal. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Ia juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna.Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner.

Latar Belakang

Leonardo lahir pada tahun 1452 di kota Vinci, propinsi Firenze, Italia anak dari Ser Piero Da Vinci dan Caterina, jadi nama lengkapnya yaitu Leonardo di Ser Piero da Vinci yang berarti Leonardo putra Ser Piero asal kota Vinci.

Pada tahun 1476 tertuduh dengan kasus homoseksual dengan seorang model laki-laki berusia belasan tahun yang bernama Jacopo Saltarelli. Sehingga beberapa tahun itu Leonardo selalu berada di bawah pengawasan yang berwenang [1].

Pada usia belia, beliau sudah belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio dan mulai melukis di Firenze.Ada kabar mengisahkan Verrochio menyatakan pensiun melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan muridnya yang satu ini lebih bagus dari lukisannya sendiri. Selain menjadi pelukis Leonardo juga sanggup menunjukkan kemampuannya di bidang yang lain. Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati(Duke) di sana.Hasil karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma
Sementara itu ia membantu Raphael dan Michaelangeo dalam merancang katedral Santo Petrus.Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat dalam buku catatanya sebanyak 7.000 halaman. Didalam buku itu juga terdapat sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh manusia tak lebih dari sekadar kira-kira karena siapapun dilarang keras membedah jenazah. Dengan kenekatannya mencuri-curi kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, di kemudian hari tindakan yang tak lazim di zamannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia kedokteran.

Mahakaryanya, Jamuan Terakhir(The Last Supper) pada tahun 1495 sampai tahun 1497 yang dilukis pada dinding biara Santa Maria di Milan, kini telah rusak akibat dimakan waktu. Lukisan terkenal lainnya adalah Mona Lisa yang kini terdapat di musium Louvre Paris. Sebuah spekulasi yang beredar tentang siapa sesungguhnya Mona Lisa antara lain menyatakan bahwa citra perempuan tersebut merupakan hasil rekaan wajah Da Vinci sendiri. Spekulasi yang lain menyatakan bahwa perempuan tersebut memang pernah ada, seorang istri pedagang.

Leonardo da Vinci wafat di Clos Lucé, Perancis pada tanggal 2 Mei 1519, dan dimakamkan di Kapel St. Hubert di kastel Amboise, Perancis.
Setelah wafatnya, sangat kuat ditengarai bahwa beliau pernah memegang peranan sebagai orang terkuat di sebuah organisasi rahasia bernama Priory of Sion yang berlaskarkan Knights Templar. Apakah organisasi rahasia ini? Banyak fakta mengarahkan pada suatu dugaan bahwa Priory of Sion merupakan sebuah organisasi yang menjaga ketat-ketat rahasia sejarah kristiani menurut versi yang berbeda dari kitab Injil yang beredar di masyarakat. Yang dirahasiakan adalah mengenai siapa mesias yang sesungguhnya dan kemungkinan Yesus tidak menjalankan hukum selibat. Dalam versi yang sempat menimbulkan kontroversi ini diyakini bahwa Mesias yang sesungguhnya adalah Santo Yohanes Pembaptis, hal tersebut tersirat dari kekerapan Da Vinci melukis Sang Santo dalam posisi telunjuk menuding ke atas sebagai simbolisasi 'Putra Allah'. Versi yang tak kalah mengagetkannya adalah kemungkinan Maria Magdalena si bekas perempuan sundal diperistri oleh Yesus.

Si jenius yang satu ini memang masih membuat penasaran dunia, beratus tahun setelah ia wafat. Siapa yang tidak kenal Monalisa, the Last Supper atau Madonna of the Rock, atau karya-karyanya yang lain. Da Vinci belakangan ini juga seperti menjadi fenomena sosial, setelah bukunya Dan Brown, Da Vinci Code, meledak di pasaran. Setelah itu semua orang seperti jadi ahli tentang Da Vinci, dan menginterpretasikan karya-karyanya.

Leonardo Da Vinci pandai melukis, karya-karyanya yang luar biasa, contoh lukisannya adalah the Last Supper, Untuk orang sejenius Da Vinci, memang kemungkinan bahwa ia membuat itu dengan asal-asalan atau kebetulan adalah sangat kecil.
Da Vinci juga ahli anatomi melukis posisi tubuh murid-murid Yesus dengan begitu dinamisnya. Ia juga sengaja melukis Yesus dengan mulut sedikit terbuka, seolah-olah Yesus sedang mengatakan sesuatu. Tapi kalau lukisan ini lantas diinterpretasikan, atau bahkan lebih jauh lagi, dijadikan justifikasi teori-teori tertentu seperti dalam "Da Vinci Code", rasanya itu terlalu berlebihan.

Kemudian, lukisan Monalisa yang dikenal luas sebagai karya masterpiece Da Vinci. Lukisan yang sekarang disimpan di Louvre Paris ini katanya mampu membius semua orang yang memandangnya.

Istimewanya, Da Vinci memproklamirkan bahwa Monalisa adalah karya masterpiece-nya, dan konon di masa tuanya ia sering membawa-bawa lukisan itu ke mana saja ia pergi. Jadi, kalau sang maestro saja sudah mengumumkan bahwa Monalisa adalah masterpiecenya, orang lain otomatis percaya.

2. Niccolo Machiavelli

Machiavelli berpendapat bahwa untuk mencapai tujuan dan mempertahankannya, orang cenderung menghalalkan segala cara.

Niccolò Machiavelli (Florence, 1469-1527), adalah seorang tokoh liberal terbaik yang dikenal dengan pendapatnya, Il Principe. Dia adalah pendiri realis filosofi politis yang mendukung pemerintahan republik, angkatan perang negara, divisi kekuasaan, perlindungan milik perorangan, dan pengekangan pembelanjaan pemerintah sebagai kebebasan suatu republik. Ia menulis secara ekstensif pada kebutuhan individu sebagai suatu karakteristik yang penting sebagai kepemerintahan yang stabil. Ia berargumentasi bahwa sebaik-baiknya kebebasan individu masih perlu dilindungi oleh pemerintah. Dan bahwa orang-orang yang bisa memimpin hukum dengan benar hanyalah orang-orang yang segala ambisi dan keegoisannya bisa dihilangkan dalam memelihara kebebasannya tersendiri. Dia berpendapat bahwa realisme adalah pusat gagasan dalam pelajaran politis dan mengutamakan kebebasan republik (individu) dibawah prinsip.
Anti statis kaum liberal melihat pesan-pesan utama yang dikatakan Machiavelli's bahwa ia berbicara atas nama suatu status yang kuat dibawah seorang pemimpin kuat, yang menggunakan maksud apapun untuk menetapkan posisinya, sedangkan liberalisme adalah suatu ideologi dari kebebasan individu dan aneka pilihan sukarela atau fakultatif. Beberapa hasil karyanya adalah Il Principe - 1513 dan Discorsi

3. Michaelangelo Buonarroti'

Michaelangelo Buonarroti' atau nama lengkapnya dalam bahasa Italia Michelangelo di Lodovico Buonarroti Simoni (dalam bahasa Spanyol disebut Miguel Ángel; dalam bahasa Perancis disebut Michel-Ange, yang kurang lebih berarti Malaikat Mikail) (6 Maret, 1475 - 18 Februari, 1564) adalah seorang pelukis, pemahat, pujangga, dan arsitek zaman Renaissance.

Ia terkenal untuk sumbangan studi anatomi di dalam Seni Rupa. Karyanya yang dianggap terbaik adalah Patung David, Pietà, dan Fresko di langit-langit Sistine's Chapel.

Riwayat hidup

Lahir dekat Arezzo, di Caprese, Toscana, Italia tahun 1475. Ayahnya Lodovico di Leonardo di Buonarotti di Simoni adalah seorang pegawai hukum di Caprese. Ibunya Francesca di Neri del Miniato di Siena. Keluarganya memiliki status kebangsawanan rendah.

Awal pembelajaran, pengaruh keluarga Medici

Ayahnya menginginkan agar Michaelangelo berkonsentrasi ke profesi yang dianggap lebih mapan, namun Michaelangelo menyukai seni rupa. Ia lalu dibina oleh Domenico Ghirlandaio (namun dengan suatu sebab Michaelangelo menolak hal ini) dan Bertoldo di Giovanni. Ghirlandaio kemudian merekomendasikannya kepada Lorenzo de Medici. Ia lalu membuat beberapa karya yang cukup mengagumkan (untuk usianya yang masih belasan tahun), namun belum mampu membuat namanya menjadi lebih terkenal, di antaranya:

• Madonna de la Salsa (1490-1492)
• Battle of the Centaurs (1491-1492)

Ciri perfeksionisme Michaelangelo mulai berkembang sejak kritik-kritik yang dilancarkan Lorenzo de Medici.

Revolusi Savonarola

Setelah Lorenzo de Medici wafat, penggantinya, Piero de Medici bukanlah orang yang disenangi oleh Michaelangelo. Ia kemudian keluar dari binaan keluarga Medici dan melanjutkan karya-karyanya sendiri. Kepemimpinan Piero de Medici yang lemah membuat kota Firenze dikepung pihak Republikan, dan keluarga Medici terusir dari kota Firenze.

Pada masa ini, Michaelangelo membuat beberapa karya, antara lain:

• Wooden crucifix (1493) untuk gereja Santa Maria del Santo Spirito
• Patung studi Hercules dari marmer

Runtuhnya kekuasaan keluarga Medici memberi celah bagi ajaran pendeta Savonarola yang menentang kembalinya unsur seni klasikisme ke dalam Gereja. Seni Klasik dianggap mengandung banyak demoralisme, di antaranya banyaknya unsur erotisme dan gayisme (kebetulan model-model karya seni yang banyak berada di gereja adalah lelaki).
Hal ini membuat Michaelangelo berusaha keluar dari pengaruh Firenze, dan berusaha menersukan profesinya di Venice, kemudian Bologna. Namun di dua kota ini, tidak ada satu pun yang mengenal kebesaran nama Michaelangelo.

Ia kemudian terlibat penipuan patung "The Lost Cupid" yang kemudian dibeli oleh pihak Gereja. Meskipun kemudian ketahuan, usahanya ini mendapat apresiasi dari Kardinal Raffaele Riario. Michaelangelo kemudian mendapat kepercayaan untuk membuat patung Bacchus. Namun kemudian patung ini diakui Michaelangelo sebagai pesanan Jacopo Galli.

Kembali ke Firenze

Pada November 1497, duta besar Perancis meminta Michaelangelo membuat Pietà, patung Bunda Maria yang menangisi kematian Yesus. Karya ini menjadi pelopor dicantumkannya nama pematung langsung di karya yang dibuat.

Di masa ini, karya-karya Michaelangelo mulai mendapatkan apresiasi yang baik. Dan pada tahun 1504, ia mulai mengerjakan karyanya yang paling terkenal, David yang kemudian dipajang di Piazza della Signoria. Karya ini dimaksudkan sebagai simbol kekuatan Republik atas ancaman dari faksi-faksi yang bertikai di daerah Romawi. Karya ini juga menjadi awal perseteruannya dengan Leonardo da Vinci yang menyarankan agar karya tersebut di tempat yang tidak terlalu mencolok.

Akhir riwayat hidup

Michaelangelo kembali mendapat kepercayaan untuk menyelesaikan bagian terakhir dari Fresko Sistine's Chapel, yaitu Last Judgement. Karya ini kemudian menimbulkan kontroversi karena pengeksposan ketelanjangan.
Karya ini diperbaiki oleh asistennya Daniele da Volterra dengan menambahkan lukisan kain penutup di bagian yang dianggap penting.
Michaelangelo meninggal pada 18 Februari 1564 di usia 88 tahun. Ia sempat membuat parodi Pietà, dengan mengganti Bunda Maria dengan sosok yang diduga adalah dirinya sendiri.

Kepribadian

Kecenderungan karya Michaelangelo untuk menampilkan objek nudity tubuh laki-laki membuat ia diduga mengalami kelainan homoseksualitas. Selain itu, pada masa Medici homoseksualitas memang menjadi budaya yang lazim terjadi walaupun tetap dianggap amoral. Ia pun pernah terlibat percintaan dengan salah seorang bangsawan laki-laki.
Namun tetap ada catatan mengenai kedekatannya dengan Vittoria Colonna, salah satu model studinya. Tetapi hubungan ini dinilai hanya sebatas teman dekat karena Vittoria Colonna adalah seorang dari sedikit perempuan di masa Renaissance yang memiliki wawasan tinggi di bidang sains.
Sifat perfeksionis terlihat di banyak karya Michaelangelo, salah satunya patung Faun yang dikritik oleh Lorenzo de Medici. Michaelangelo rela menghancurkan gigi-gigi Faun tersebut untuk memenuhi keinginan Lorenzo de Medici untuk membuat patung itu terlihat tua.

Salah satu kesalahan kecil yang pernah dibuatnya setelah itu adalah Patung Bacchus. Patung ini dirancang dengan tidak memperhatikan adanya kemungkinan cacat pada bahan baku. Akibatnya, muka patung ini terlihat retak menghitam.
Kesalahan ini dibayar Michaelangelo saat pembuatan David. Semua bagian terkecil dari marmer yang disiapkan dalam pembuatan patung ini diperhitungkan seteliti mungkin. Hal ini membuat karyanya dihormati karena ketelitian seperti itu sulit disaingi oleh pematung lain.

Namun pribadi Michaelangelo tidaklah sesuci karyanya yang banyak dipajang di altar gereja. Selain isu homoseksualitas, perbuatannya membongkar tubuh mayat membuat ia harus menghadapi banyak pemeriksaan. Karya-karyanya juga banyak yang terlantar hanya karena masalah uang. Dan saat ini, autobiografinya diduga banyak dimanipulasi untuk mengangkat namanya sendiri. Ia juga terlibat rivalitas tidak sehat dengan Leonardo da Vinci.

Sumbangan terhadap Renaisans

Karya Michaelangelo membuka mata seniman pada zaman ini tentang pentingnya studi yang baik tentang anatomi. Pada masa inilah dimulai penelitian langsung organ tubuh dan alat gerak dari mayat.
Karya-karyanya banyak menjadi inspirasi karya seni di masa Renaisans. Selain itu karya arsiterturnya bisa dilihat di banyak bangunan di Firenze.
Karya-Karyanya adalah:

• Madonna and Child with the Infant St. John (Taddei Tondo)
• Il Putto Dormiente
• Madonna de La Scalsa
• Battle of Centaurs
• Wooden crucifix
• Bacchus
• Pietà
• Patung Studi Hercules
• Fresko di Langit-Langit Sistine Chapel
• Patung studi dari beberapa budak
• Fresko Last Judgement di dinding altar Sistine Chapel.
• Moses
• Arsitektur Basilicia of San Lorenzo
• Patung-patung di pemakaman Basilicia of San Lorenzo
• Arsitektur Palazzo Farnese
• Desain arsitektur Basilica St Peter

Pemikiran Aristoteles tentang Etika dan Negara

filsafat Aristoteles mempengaruhi filsafat seterusnya, yakni etika, dan sebagai lanjutannya filsafat negara. Etika Aristoteles bertitik pangkal pada kenyataan bahwa manusia hendak mengejar kebahagiaan (”eudaimonia“). Sarana-sarana dan upaya-upaya yang dipilih manusia, dinilai berdasarkan tujuan tersebut. Kebahagiaan itu menyangkut manusia jiwa-raga sebagai anggota masyarakat, karena manusia ialah makhluk yang “hidup ber-polis” (polis: kota sebagai kesatuan negara pada masa Yunani kuno, sudah lama sebelum Aristoteles). Manusia ialah “zoon politikon“. Ciri manusia sebagai makhluk hidup adalah hidup dalam polis, maka Aristoteles sangat menekankan sosialitas manusia. Masyarakat dalam bentuk negara itu dilihat Aristoteles sebagai suatu lembaga kodrati (”natural institution“), yaitu bukan berdasarkan persetujuan (”convention“) saja seperti diajar oleh para sofis dan skeptikus pada masa itu. Dengan demikian semua warganegara wajib takluk pada negara, kepada para pemimpin dan kepada undang-undang. Dalam filsafatnya, Aristoteles mempunyai kecenderungan ke arah suatu totalitarisme negara. Negara itu di atas keluarga dan negara pun menyelenggarakan pendidikan. Pemimpin negara dapat dibentuk menurut beberapa pola berdasarkan pengamatan dan data-data yang diperoleh Aristoteles, antara lain melalui para muridnya. Monarki ialah cara pemerintahan di bawah satu (”monos“) orang saja, yang dapat merosot menjadi tirani. Aristokrasi merupakan cara pemerintahan di bawah sekelompok orang yang dinilai sebaik yang terbaik (”aristoi“), dan dapat merosot menjadi oligarki (dikuasai oleh “segerombolan” orang yang bersekongkol). Demokrasi yang diberi juga nama “politeia” berada di bawah kuasa rakyat (”demos“), yang dapat merosot menjadi anarki (tanpa “arkhe” atau asas). Aristoteles tidak memilih salah satu dari ketiga bentuk dasar itu. Ia juga tidak suka memakai perbandingan dengan susunan manusia seperti Plato.

Filsafat Skolastik

Filsafat Skolastik menemukan puncak kejayaannya waktu Thomas Aquinas menjadi filsuf pokoknya. Filsafat skolastik dikembangkan dalam sekolah-sekolah biara dan keuskupan. Para filsuf skolastik tidak memisahkan filsafat dari teologi kristiani. Jadi dapat dikatakan bahwa filsafat integral dalam ajaran teologi.

Gaya filsafat abad pertengahan adalah sintesa ajaran filsafat sebelumnya. Sistem skolastik mengarah pada jalan tengah ekstrem-ekstrem ajaran filsafat waktu itu. Sintesa filsafat skolastik terdiri dari ajaran neoplatonis, ajaran Agustinus, Boetius, Ibn Sina, Ibn Rushd dan Maimonides. Selain ajaran-ajaran di atas, aliran filsafat pokok yang dianut oleh filsuf skolastik, terutama Thomas Aquinas adalah filsafat Aristotelian. Filsafat Aristoteles memberikan perspektif baru mengenai manusia dan kosmos. Thomas Aquinas mendasarkan filsafatnya pada filsafat Aristotelian terutama dalam ajaran potentia dan actus.

Prinsip metode skolastik adalah sintesis-deduktif. Prinsip ini menekankan segi yang sebenarnya terdapat pada semua filsafat dan ilmu. Prinsip deduktif adalah prinsip awal dari filsafat skolastik. Bertitik tolak dari prinsip sederhana yang sangat umum diturunkan hubungan-hubungan yang lebih kompleks dan khusus. Di dunia barat sudah lama dikenal prinsip logika Aristoteles. Prinsip logika ini diintegrasikan dengan prinsip ajaran neoplatonis dan agustinian. Prinsip aristotelian mengenai nova logica mendapatkan koreksi dan tambahan pada ajaran neoplatonis. Metode-metode itu diinterpretasikan dengan cara dan gaya lebih baru yang dikembangkan oleh Thomas Aquinas.

Thomas Aquinas pertama-tama mengolah filsafat Aristoteles. Thomas Aquinas mencoba mengkritisi ajaran aristotelian dengan prinsip ajaran tersebut. Thomas menambah problematika filsafat aristotelian. Demikian juga, Thomas memperlakukan filsafat Plato yang diwakili oleh pemikiran Agustinus.

Pemikiran Thomas Aquinas selalu mengarah bahwa pemikiran filosofis ditetapkan oleh evidensi. Inilah sebabnya pemikiran Thomas tidak selalu bersifat kompilatif dan eklektisisme tapi mengarah pada otonomi pemikiran.

Thomas dalam epistemologinya menyebutkan bahwa semua pengertian manusia selalu melalui pencerapan. Ini berarti bahwa pada suatu saat pemikiran Thomas juga bersifat mengandalkan kenyataan inderawi. Landasan pemikiran Thomas selalu mengandaikan pengamatan inderawi yang bersifat pasti dan sederhana. Maka sering pula pemikiran Thomas bersifat reflektif-analitis. Pengamatan dan analisa fakta-fakta adalah dasar kuat bagi sintesa Thomas Aquinas.

Zaman Skolastik

Secara sederhana, dalam zaman Patristik, "filsafat teologi", dengan tanda dapat dibaca sebagai "identik dengan", "sama sebangun dengan", "praktis tidak berbeda dengan". Sementara dalam periode skolastik timur, terdapat berbagai interpretasi atas simbul dalam rumusan "filsafat teologi", dalam periode skolastik barat tidak ada keraguan tentang makna simbul dalam rumusan "filsafat teologi".

Zaman skolastik ada 2 tahapan

1 zaman skolastik timur,

Diwarnai situasi dalam komunitas Islam di Timur Tengah, abad 8 s/d 12 M. Abad ke-5 s/d abad ke-9 Eropa penuh kericuhan oleh perpindahan suku-suku bangsa dari utara. Pemikiran filsafati praktis tidak ada. Sebaliknya di Timur Tengah. Sejak hadirnya agama Islam dan munculnya peradaban baru yang bercorak Islam, ada perhatian besar kepada karya-karya filsuf Yunani. Itu bukan tanpa alasan. Pada awal abad 8 krisis kepemimpinan melanda Timur Tengah; amanat Nabi seperti terancam untuk menjadi pudar dan dalam situasi tak menentu itu dikalangan pada mukmin muncullah deretan panjang ahli pikir yang ingin berbuat sesuatu, berpangkal pada penggunaan akal dan azas-azas rasional, dan menyelamatkan Islam.

(1) Mashab Mu'tazila (725 - 850 - 1025 M)
Meminjam konsep-konsep pemikiran Yunani dan melihat akal sebagai pendukung iman. Pengakuan akal sebagai sumber pengetahuan (selain sumber wahyu) mendorong penelitian tentang manusia (kodrat, martabat dan tabiatnya). Mengikuti etika Aristoteles, karena akal membuat manusia mampu membedakan baik dan buruk, maka berbuat baik adalah wajib. Pemimpin harus mewajibkan umatnya berbuat baik, masing-masing warga menjauhkan diri dari perbuatan tercela. Daripadanya dijabarkan hubungan antar-manusia dan antar-bangsa, dan hak azasi (kemauan bebas) manusia. Pandangan ini cocok dengan Al Qur'an (Surah 3 ayat 110): "amr bil-a'ruf wa'l nahy an'al-munkar".
Mashab Mu'tazila ada pada pendapat bahwa Al Qur'an tercipta, artinya "dirumuskan oleh manusia, dengan latar belakang tempat dan zaman yang khusus". Maka para Mu'tazila membaca Al Qur'an dengan kacamata rasionalis.

(2) Mashab falsafah pertama (830 - 1037 M)
Berhaluan neoplatonis dan aristoteles. Kata "falsafah" dipakai untuk mengartikan filsafat hellenis dalam kosakata bahasa Arab, ahli fikirnya disebut "faylasuf" ("falasifa - jamak). Empat tokol besar : al-Kindi (800-870 M), al-Razi (865 - 925 M), al-Farabi (872 - 950 M) dan Ibn-Sina (980 - 1037 M). Menggumuli masalah klasik "perbedaan antara dhat dan wujud" ("distinctio realis inter essentiam et existentiam"). Mereka ada pada pendapat, bahwa akal adalah pendamping iman. Al-Razi menolak ijazu'l Qur'an. Tulis al-Razi: "Tuhan memberi kepada manusia akal sebagai anugerah terbesar. Dengan akal kita mengetahui segala apa yang bermanfaat bagi kita dan yang dapat memperbaiki hidup kita. Berkat akal itu kita mengetahui hal yang tersembunyi dan apa yang akan terjadi. Dengan akal kita mengenal Tuhan, ilmu tertinggi bagi manusia. Akal itu menghakimi segala-galanya, dan tidak boleh dihakimi oleh sesuatu yang lain. Kelakuan kita harus ditentukan oleh akal semata-mata".

(2) Mashab pemikiran ketiga disebut pula Kalam Ashari,
berpusat di Bagdad, dan bercorak atomisme (yang dicetuskan pertama kali oleh Democritus, 370 sM), dan bergumul dengan soal sebab-musabab, kebebasan manusia, dan keesaan Tuhan. Para tokohnya: al-Ash'ari (873-935 M), al-Baqillani (?-1035), dan al-Ghazali (1065-1111 M).

Pandangan yang bercorak atomistis berpangkal pada pendapat bahwa peristiwa alam dan perbuatan manusia tidak lain daripada kesempatan atau tanda penciptaan langsung dari Tuhan. Daya alami serta hubungan wajib sebab-akibat dalam penciptaan itu tidak ada. Segala sesuatu terjadi oleh campur tangan al-Khaliq, "tiada yang tersembunyi daripadaNya seberat dharahpun" (Al-Qur'an Surat 34 ayat 3). Tiap kejadian terdiri atas deretan terputus-putus atom-atom, tanpa ada hubungan kausal. "Kami menyangkal bahwa makan dan minum menyebabkan kenyang". Yang ada hanya monokausalitas mutlak illahi. Apabila tampak sesuatu akibat dari suatu tindakan, maka itu hanya semu, karena Allah menghendaki hal itu. Tuhan mahakuasa dan mendalangi setiap kegiatan insani. Manusia tidak memiliki kehendak bebas, yang bebas itu hanya semua saja. Manusia hanya boneka atau wayang dalam pergelaran semalam suntuk. "Bila manusia bertindak baik, itulah ditentukan Allah sesuai rahmatNya; bila dia berbuat jahat itu dikehendaki Allah sesuai keadilanNya".

Dalam "Al-Tahafut al-filasifah" al-Ghazali membuat sistematisasi atas filsafat dalam 20 dalil dan membuat kajian dan bantahan yang keras atas tiap-tiap dalil itu. Empat dari 20 dalil diberi nilai kufurat. Ilmu sebagai pengetahuan sesuatu melalui sebab-sebabnya dimungkiri; seluruh pengetahuan ilmiah adalah sia-sia. Secara singkat "al-aql laysa lahu fi'l-shar' majal" -- untuk akal tiada tempat dalam agama.

(3) Jauh dari pusat khilafat Abbasiyah di Timur Tengah,
di kawasan yang dikenal sebagi Maghrib al-Aqsa (Barat jauh: Afrika barat laut, jazirah Andalusia, yaitu Spanyol sekarang) berkembanglah pusat Islam dalam kesenian, ilmu pengetahuan dan filsafat. Ibn Bajjah (1100-1138 M), Ibn Tufail (? - 1185), dan Ibn Rushd ("Averroes") (1126-1198 M) merupakan 3 filsuf utama dalam perioda Filsafat Kedua (1100 - 1195 M) ini.

Ciri para filsuf ini pada umumnya menolak haluan anti-rasional Al Ghazali. Ibn Bajjah menegaskan adalah tugas seorang filsuf untuk meningkatkan martabat hidupnya dengan merenungkan kenyataan rohani sampai akhir hayat. Akal adalah hal yang paling berharga yang dikaruniakan Tuhan kepada abdiNya yang setia.
Ibn Tufayl terkenal oleh buku roman filsafi yang berjudul Risalat HAYY IBN YAQZAN fi asrar al -himah al-mashiriyyah.

Ibn Rushd dikenal oleh 3 kelompok karyanya: tafsir atas Aristoteles, karangan polemis (tentang karya-karya filsafat di kawasan timur) dan karangan apologetis (yang membela Islam dari ancaman dari dalam). Tahafut al-tahafut merupakan serangan frontal atas al-Tahafut al-filasifah al-Ghazali. Menolak pandangan al-Ghazali, ditegaskannya bahwa ilmu secara esensial adalah pengetahuan sesuatu berdasarkan sebabnya. Kita menanggapi hubungan sebab-akibat dengan pancaindera, dan memahaminya sebagai nyata dengan akal. Dengan akibat atau setiap perubahan diciptakan secara langsung oleh iradat ilahi tanpa pengantaraan sebab tercipta (wasa'ith), seluruh dunia dimerosotkan menjadi kaos dan irasional, tanpa tata-tertib, tanpa nizam atau inayah. Itu bertentangan dengan akal sehat dan menentang wahyu Qur'an, yang melukiskan dunia sebagai karya teratur Allah yang maha bijaksana.

Karya apologetisnya (2 buku yang ditulis pada tahun 1179 M) juga membela hak hidup filsafat dalam Islam, baik sebagai ilmu otonom, maupun sebagai ilmu bantu dalam teologi. Rushd melihat filsafat sebagai "sahabat al-shari'at w'ahat al-ruzdat", teman teologi ibarat saudari sesusuan. Filsafat diwajibkan oleh al-Qur'an, agar manusia dapat memuji karya Tuhan di dunia ini (antara lain Surah 3 ayat 188, Surah 6 ayat 78, Surah 7 ayat 184, Surah 59 ayat 2, dan Surah 88 ayat 17) . Bila studi hukum (fiqh) tidak disertai studi filsafat, fiqh membuat budi sempit dan memalsukan agama.
Pengaruh Ibn Rushd sang filsuf dari Cordova itu terhadap alam pikiran Islam selanjutnya mungkin tidak seberapa, dia bahkan dikatakan hanya mewariskan "sekeranjang buku seberat sosok mayatnya". Tetapi naskahnya populer di Eropa, khususnya di lingkungan kampus Universitas Paris, dan menyebar dari sana. Dengan karyanya, Aristoteles yang dijuluki "Sang Filsuf" diperkenalkan mutiara pemikirannya oleh Ibn Rushd yang oleh karena itu mendapat julukan "Sang Komentator". Sebagai akibatnya, obor perenungan filsafati Yunani, seperti diarak melalui Timur Tengah ke Barat Jauh oleh para filsuf muslim (yang sering hidup menderita), dan dengan itu diestafetkan kepada para filsuf Eropa (Barat) dan ke seluruh dunia. Itulah sumbangan berharga para filsuf muslim dalam khazanah perenungan tak kunjung henti manusia dalam menemukan jati diri dan realitas di sekelilingnya.

2. zaman skolastik barat, abad 12 s/d 15 M,
Diwarnai oleh perkembangan di Eropa (termasuk jazirah Spanyol). Awal abad 13 ditandai dengan 3 hal penting:

(1) berdirinya universitas-universitas,
(2) munculnya ordo-ordo kebiaraan baru (Fransiskan dan Dominikan), dan
(3) diketemukannya filsafat Yunani, melalui komentar Ibn Rushd, yang dipelajari dan dikritik dan diteliti dengan cermat oleh Thomas Aquinas (1225 - 1274 M). Tema filsafat perioda ini adalah hubungan akal budi dan iman, adanya dan hakekat Tuhan, antropologi, etika dan politik.

Otonomi filsafat yang bertumpu pada akal, yang merupakan salah satu kodrat manusia, dipertahankan. Menurut Thomas Aquinas, akal memampukan manusia mengenali kebenaran dalam kawasannya yang alamiah. Sebaliknya teologi memerlukan wahyu adikodrati. Berkat wahyu adikodrati itu teologi dapat mencapai kebenaran yang bersifat misteri dalam arti ketat (misalnya misteri tentang trinitas, inkarnasi, sakramen). Karena itu teologi memerlukan iman, karena hanya dapat dijelaskan dan diterima dalam iman. Dengan iman yang merupakan sikap penerimaan total manusia atas wibawa Allah, manusia mampu mencapai pengetahuan yang mengatasi akal. Meski misteri ini mengatasi akal, ia tidak bertentangan dengan akal. Meski akal tidak dapat menemukan (menguak) misteri, akal dapat meratakan jalan menuju misteri ("prae-ambulum fidei").

Dengan ini Thomas Aquinas menegaskan adanya dua pengetahuan yang tidak perlu bertentangan, atau dipertentangkan, tetapi berdiri sendiri berdampingan: pengetahuan alamiah (yang berpangkal pada akal budi) dan pengetahuan iman (yang bersumber pada kitab suci dan tradisi keagamaan). Adalah Wihelm Dilthey (1839-1911) yang akhirnya membedakan dengan tegas "Geisteswissenschaften" = "human sciences" dari "Naturwisensshaften" = "natural sciences", sementara Max Weber membedakan "erklaeren" sebagai ciri-ciri ilmu alam dari "verstehen" yang merupakan ciri khas ilmu-ilmu kemanusiaan.

Saturday, July 19, 2008

Manfaat Belajar Filsafat

Manfaat Belajar Filsafat:

Filsafat menolong mendidik, membangun diri kita sendiri dengan berfikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita. Rahasia hidup yang kita selidiki justru memaksa kita berfikir, untuk hidup yang sesadar-sadarnya, dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri.

Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari. Orang yang idup secara dangkal saja, tiak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya. Dalam filsafat kita dilatih dulu apa yang menjadi persoalan. Dan ini merupakan syarat mutlak untuk memecahkannya.

Filsafat memberikan pandangan yang luas , membendung akuisme dan aku-sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan si aku).

Filsafat merupakan latihan untuk berfikir sendiri, hingga kita tak hanya ikut-ikutan saja, membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, berdisi sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.

Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.

Filsafat itu dibutuhkan hampir di semua bidang kerja. Contohnya profesi dosen, guru, pekerja seni/budayawan, aktivis LSM, jurnalis, ekskutif, legislatif, yudikatif, TNI, perbankan. Karena dari yang sudah disebutkan tadi tidak lepas dari tanggung jawab dan memberi keputusan atau kebijakan-kebijakan yang diambil. Dan disini jelas bahwa belajar filsafat adalah berguna dan bermanfaat.

Filsuf Terkemuka Yunani

Filsuf terkemuka Yunani dengan buah pikiran filsafatnya:

1. Thales

Filosof alam pertama yang mengkaji tentang asal usul alam adalah Thales (624-546), Thales digelari sebagai Bapak Filsafat karena dialah yang pertama kali berfilsafat. Dan mempertanyakan “Apa sebenarnya asal usul alam semesta ini?” pertanyaan ini saja telah dapat mengangkat namaya menjadi filosof pertama. Ia sendiri menjawab air, Thales mengambil air sebagai asal alam semesta barangkali karena ia melihatnya sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan dan menurut pendapatnya bumi ini terapung di atas air.

Thales juga aktif dalam bidang politik, karena ia memberi advis pada kedua belas kota Ionia supaya bersatu dalam semacam Negara serikat yang berpusat di Teoos. Thales bertindak sebagai penasihat teknis dalam tentara raja Kroisos dari Lidya.

2. Anaximanes

Anaximanes lebih muda dari Anaximandros (Anaximandros hidup antara tahun 610-540 SM)

Menurut Anaximanes, prinsip yang merupakan asal usul segala sesuatu adalah udara. Jiwa sendiri juga tidak lain daripada udara saja, yang dipupuk dengan bernafas. Karenanya Anaximanes adalah pemikir pertama yang mengungkapkan petrsamaan antara tubuh manusiawi dan jagat raya. Tubuh adalah mikrokosmos (dunia kecil) dan seakan-akan mencerminkan jagat raya yang merupakan makrokosmos (dunia besar). Udara melahirkan semua benda dalam alam semesta karena suatu proses “pemadatan dan pengenceran.” Jika udara semakin bertambah kepadatannya, maka muncullah berturut-turut angina, air, tanah, dan akhirnya batu. Sebaliknya, jika udara menjadi lebih encer, yang timbul adalah api.

Anaximanes berpendapat, buni (yang berupa meja bundar) melayang di atas udara. Demikian pula matahari, bulan, dan bintang-bintang, laksana sehelai daun. Badan-badan jagat raya itu tidak terbenam di bawah buni, tetapi mengelilingi bumi yang datar itu. Matahari lenyap pada waktu malam, karena tertutup di belakang bagian-bagian tinggi.

3. Heraklitos

Heraklitos hidup di Ephesos di Asia Kecil sekitar tahun 500 SM. Ia adalah kawan Phytagoras dan Xenophanes, namun ia lebih muda dari pada mereka. Heraklitos sendiri lebih tua usianya dari pada Parmenides.

Heraklitos melihat alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah, sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti bahwa kita hendak memaami kehidupan kosmos, kita harus menyadari bahwa kosmos itu dinamis.

Itulah sebabnya ia mempunyai kesimpulan bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahannya, melainkan actor dan penyebabnya, yaitu api. Api adalah unsure yang paling asasi dalam alam karena api dapat mengeraskan adonan roti dan di sisi lain dapat melunakkan es. Artinya, api adalah actor pengubah dalam ala mini, sehingga api pantas dianggap sebagai simbol perubahan itu sendiri.

Sebagai inti pemikiran Heraklitos dapat ditunjukan keyakinannya bawa tiap-tiap benda terdiri dari hal-hal yang saling berlawanan tetapi tetap mempunyai kesatuan. Heraklitos berpendapat bahwa musim panas memiliki arti yang spesifik karena ada musim dingin juga. Siang seakan-akan “menjadi” karena adanya malam. Kesehatan dihargai karena juga ada penyakit.

4. Phytagoras

Phytagoras lahir di pulau Samos yang termasuk daerah Ionia (580-500 SM). Phytagoras mengembalikan segala sesuatu kepada bilangan. Baginya tidak ada satupun yang di ala mini terlepas dari bilangan. Semua realitas dapat diukur dengan bilangan. Karena itu, dia berpendapat bahwa bilangan adalah unsure utama dari alam. Dan sekaligus menjadi ukuran. Bila segalanya adalah bilangan, itu berarti bahwa unsure bilangan juga merupakan unsur yang terdapat dalam segala sesuatu. Unsure-unsur bilangan itu adalah bilangan genap dan ganjil, terbatas dan tidak terbatas.

Phytagoras berpendapat, bahwa segala-galanya adalah bilangan. Agaknya kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa nada-nada musik dapat dijabarkan ke perbandingan antara bilangan-bilangan. Oleh karena itu, dapat ditanyakan mengapa hal yang sama tidak berlaku pula untuk segala-galanya yang ada. Kalau segala-galanya adalah bilangan, itu berarti bahwa unsur-unsur atau prinsip-prinsip bilangan juga unsur-unsur yang terdapat dalam segala sesuatu.

5. Plato

Plato lahir pada tahun 427 SM dari keluarga bangsawan Athena. Contoh dan teladan besar bagi Plato adalah Socrates.

Selama hidupnya Plato rajin menulis. Hampir semua tulisan Plato berupa dialog, dalam dialog itu pada umumnya Plato memakai Socrates untuk mengemukakan pandangannya.

Untuk memahami pikiran Plato tentang kehidupan yang baik, kita harus memahami bagaimana Plato mengerti realitas. Pengertian ini terungkap dalam ajarannya dalam idea-idea. Untuk memahami filsafat tentang idea itu, kita dapat mempergunakan sebuah perumpamaan yang kita temukan dalam buku Politeia, yaitu “perumpamaan tentang gua.”

Menurut Plato orang baik itu apabila ia dikuasai oleh akal budi, buruk apabila ia dikuasai oleh keinginan dan hawa nafsu. Itu seperti itu karena selama kita dikuasai oleh hawa nafsu dan emosi, kita dikuasai oleh sesuatu yang di luar kita. Itu berarti, kita tidak teratur, kita ditarik kesana kesini, kita menjadi kacau balau. Kita seakan-akan terpecah belah, tergantung pada nafsu dan emosi, mana yang sedang mengemuikan kita.

Sang baik adalah dasar segala-galanya. Segala-galanya menuju kepadanya tertarik olehnya. Manusia yang baik pada dasarnya adalah manusia yang seluruhnya terarah pada sang baik. Segala kebaikan yang ditemukan didunia ditemukan merupakan cerminan kebaikan yang dasariah itu. Hidup manusia akan semakin bernilaimbila semakin ia seluruhnya terarah pada nilai dasar, sang baik. Sang baik itu oleh Plato kadang-kadang disebut Yang Ilahi.

6. Aristoteles

Filsafat Aristoteles
Logika
Logika berasal dari bahasa Yunani “logikos”, merupakan cabang filsafat yang menyelidiki kesehatan cara berpikir, aturan-aturan mana yang harus dihormati supaya pernyataan-pernyataan kita sah.

Menurut Aristoteles, berpikir harus dilakukan dengan bertitik tolak pada pengertian-pengertian suatu benda. Maka tiap-tiap pengetahuan adalah suatu penggambaran kenyataan. Segala pengertian dapat dihubungkan satu dengan lainnya menurut tertibnya dan disusun menurut sifat-sifatnya yang umum. Suatu pengertian memuat dua golongan, yaitu substansi (sebagai sifat yang umum), dan aksidensia (sebagai sifat yang secara tidak kebetulan). Umpamanya adalah ikanku, ikanmu, dan ikannya, dan lain-lain. Yang semuanya itu dapat di golongkan kepada pengertian ikan yang lebih umum, umpamanya ikan laut. Kelompok pengertian yang paling umum oleh Aristoteles disebut kategori.