Filsuf terkemuka Yunani dengan buah pikiran filsafatnya:
1. Thales
Filosof alam pertama yang mengkaji tentang asal usul alam adalah Thales (624-546), Thales digelari sebagai Bapak Filsafat karena dialah yang pertama kali berfilsafat. Dan mempertanyakan “Apa sebenarnya asal usul alam semesta ini?” pertanyaan ini saja telah dapat mengangkat namaya menjadi filosof pertama. Ia sendiri menjawab air, Thales mengambil air sebagai asal alam semesta barangkali karena ia melihatnya sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan dan menurut pendapatnya bumi ini terapung di atas air.
Thales juga aktif dalam bidang politik, karena ia memberi advis pada kedua belas kota Ionia supaya bersatu dalam semacam Negara serikat yang berpusat di Teoos. Thales bertindak sebagai penasihat teknis dalam tentara raja Kroisos dari Lidya.
2. Anaximanes
Anaximanes lebih muda dari Anaximandros (Anaximandros hidup antara tahun 610-540 SM)
Menurut Anaximanes, prinsip yang merupakan asal usul segala sesuatu adalah udara. Jiwa sendiri juga tidak lain daripada udara saja, yang dipupuk dengan bernafas. Karenanya Anaximanes adalah pemikir pertama yang mengungkapkan petrsamaan antara tubuh manusiawi dan jagat raya. Tubuh adalah mikrokosmos (dunia kecil) dan seakan-akan mencerminkan jagat raya yang merupakan makrokosmos (dunia besar). Udara melahirkan semua benda dalam alam semesta karena suatu proses “pemadatan dan pengenceran.” Jika udara semakin bertambah kepadatannya, maka muncullah berturut-turut angina, air, tanah, dan akhirnya batu. Sebaliknya, jika udara menjadi lebih encer, yang timbul adalah api.
Anaximanes berpendapat, buni (yang berupa meja bundar) melayang di atas udara. Demikian pula matahari, bulan, dan bintang-bintang, laksana sehelai daun. Badan-badan jagat raya itu tidak terbenam di bawah buni, tetapi mengelilingi bumi yang datar itu. Matahari lenyap pada waktu malam, karena tertutup di belakang bagian-bagian tinggi.
3. Heraklitos
Heraklitos hidup di Ephesos di Asia Kecil sekitar tahun 500 SM. Ia adalah kawan Phytagoras dan Xenophanes, namun ia lebih muda dari pada mereka. Heraklitos sendiri lebih tua usianya dari pada Parmenides.
Heraklitos melihat alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah, sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti bahwa kita hendak memaami kehidupan kosmos, kita harus menyadari bahwa kosmos itu dinamis.
Itulah sebabnya ia mempunyai kesimpulan bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahannya, melainkan actor dan penyebabnya, yaitu api. Api adalah unsure yang paling asasi dalam alam karena api dapat mengeraskan adonan roti dan di sisi lain dapat melunakkan es. Artinya, api adalah actor pengubah dalam ala mini, sehingga api pantas dianggap sebagai simbol perubahan itu sendiri.
Sebagai inti pemikiran Heraklitos dapat ditunjukan keyakinannya bawa tiap-tiap benda terdiri dari hal-hal yang saling berlawanan tetapi tetap mempunyai kesatuan. Heraklitos berpendapat bahwa musim panas memiliki arti yang spesifik karena ada musim dingin juga. Siang seakan-akan “menjadi” karena adanya malam. Kesehatan dihargai karena juga ada penyakit.
4. Phytagoras
Phytagoras lahir di pulau Samos yang termasuk daerah Ionia (580-500 SM). Phytagoras mengembalikan segala sesuatu kepada bilangan. Baginya tidak ada satupun yang di ala mini terlepas dari bilangan. Semua realitas dapat diukur dengan bilangan. Karena itu, dia berpendapat bahwa bilangan adalah unsure utama dari alam. Dan sekaligus menjadi ukuran. Bila segalanya adalah bilangan, itu berarti bahwa unsure bilangan juga merupakan unsur yang terdapat dalam segala sesuatu. Unsure-unsur bilangan itu adalah bilangan genap dan ganjil, terbatas dan tidak terbatas.
Phytagoras berpendapat, bahwa segala-galanya adalah bilangan. Agaknya kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa nada-nada musik dapat dijabarkan ke perbandingan antara bilangan-bilangan. Oleh karena itu, dapat ditanyakan mengapa hal yang sama tidak berlaku pula untuk segala-galanya yang ada. Kalau segala-galanya adalah bilangan, itu berarti bahwa unsur-unsur atau prinsip-prinsip bilangan juga unsur-unsur yang terdapat dalam segala sesuatu.
5. Plato
Plato lahir pada tahun 427 SM dari keluarga bangsawan Athena. Contoh dan teladan besar bagi Plato adalah Socrates.
Selama hidupnya Plato rajin menulis. Hampir semua tulisan Plato berupa dialog, dalam dialog itu pada umumnya Plato memakai Socrates untuk mengemukakan pandangannya.
Untuk memahami pikiran Plato tentang kehidupan yang baik, kita harus memahami bagaimana Plato mengerti realitas. Pengertian ini terungkap dalam ajarannya dalam idea-idea. Untuk memahami filsafat tentang idea itu, kita dapat mempergunakan sebuah perumpamaan yang kita temukan dalam buku Politeia, yaitu “perumpamaan tentang gua.”
Menurut Plato orang baik itu apabila ia dikuasai oleh akal budi, buruk apabila ia dikuasai oleh keinginan dan hawa nafsu. Itu seperti itu karena selama kita dikuasai oleh hawa nafsu dan emosi, kita dikuasai oleh sesuatu yang di luar kita. Itu berarti, kita tidak teratur, kita ditarik kesana kesini, kita menjadi kacau balau. Kita seakan-akan terpecah belah, tergantung pada nafsu dan emosi, mana yang sedang mengemuikan kita.
Sang baik adalah dasar segala-galanya. Segala-galanya menuju kepadanya tertarik olehnya. Manusia yang baik pada dasarnya adalah manusia yang seluruhnya terarah pada sang baik. Segala kebaikan yang ditemukan didunia ditemukan merupakan cerminan kebaikan yang dasariah itu. Hidup manusia akan semakin bernilaimbila semakin ia seluruhnya terarah pada nilai dasar, sang baik. Sang baik itu oleh Plato kadang-kadang disebut Yang Ilahi.
6. Aristoteles
Filsafat Aristoteles
Logika
Logika berasal dari bahasa Yunani “logikos”, merupakan cabang filsafat yang menyelidiki kesehatan cara berpikir, aturan-aturan mana yang harus dihormati supaya pernyataan-pernyataan kita sah.
Menurut Aristoteles, berpikir harus dilakukan dengan bertitik tolak pada pengertian-pengertian suatu benda. Maka tiap-tiap pengetahuan adalah suatu penggambaran kenyataan. Segala pengertian dapat dihubungkan satu dengan lainnya menurut tertibnya dan disusun menurut sifat-sifatnya yang umum. Suatu pengertian memuat dua golongan, yaitu substansi (sebagai sifat yang umum), dan aksidensia (sebagai sifat yang secara tidak kebetulan). Umpamanya adalah ikanku, ikanmu, dan ikannya, dan lain-lain. Yang semuanya itu dapat di golongkan kepada pengertian ikan yang lebih umum, umpamanya ikan laut. Kelompok pengertian yang paling umum oleh Aristoteles disebut kategori.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment